riko

riko

Kamis, 27 Desember 2012

SIBIGO - Simeulue Barat "Simeulue"


Simeulue Barat adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Simeulue, Aceh, Indonesia.
Ibu kota dari Simeulue barat adalah SIBIGO yang telah dimekarkan menjadi 2 (dua) desa yaitu desa Malasin dan Babul Makmur, namun kata Sibigo masih tetap digunakan sebagai ibu kota kecamatan tersebut.


Daftar Sekolah Menegah Atas

Berdasarkan data Azhar Kiman staf dari Bagian Keistimewaan aceh Setdakab Simeulue sewaktu melaksanakan kegiatan pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan TA 2010
  1. SMA Negeri 1 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: Masliadi, S.Pd. Terletak di desa Malasin
  2. SMA Negeri 2 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: Askardin, S.Pd.I Terletak di desa Sigulai
  3. SMA Negeri 3 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: Erlian, S.Pd. Terletak di desa Sanggiran

Daftar Sekolah Menegah Pertama

Berdasarkan data Azhar Kiman staf dari Bagian Keistimewaan aceh Setdakab Simeulue sewaktu melaksanakan kegiatan pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan TA 2012
  1. SMP Negeri 1 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: Amri Purba, S.Pd. Terletak di desa Malasin
  2. SMP Negeri 2 Simeulue Barat terletak di desa Sanggiran
  3. SMP Negeri 3 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: Arsyah, S.Pd.I. Terletak di desa Sigulai
  4. SMP Negeri 4 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: Aji Usman, S.Pd terletak di desa Sembilan
  5. SMP Negeri 5 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: LUKMAN.S,S.Pd Terletak di Desa Miteum
  6. SMP Negeri 6 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah: Hasnul Aidil, S.Pd.I Terletak di desa Layabaung

Daftar Sekolah Dasar

  1. SD Negeri 1 Simeulue Barat dengan Kepala Sekolah terletak di desa
  2. SD Negeri 2 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah Saimanudin, S.Pd terletak di desa Sanggiran
  3. SD Negeri 3 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  4. SD Negeri 4 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  5. SD Negeri 5 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  6. SD Negeri 6 Simeulue Barat dengan kepala Sahlan Sekolah terletak di desa Amabaan
  7. SD Negeri 7 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  8. SD Negeri 8 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah Mukhlis terletak di desa Miteum
  9. SD Negeri 9 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  10. SD Negeri 10 Simeulue Barat dengan kepala Sambasri Sekolah terletak di desa Malasin
  11. SD Negeri 11 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah Darul Amin terletak di desa Batu Ragi
  12. SD Negeri 12 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  13. SD Negeri 13 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  14. SD Negeri 14 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  15. SD Negeri 15 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa
  16. SD Negeri 16 Simeulue Barat dengan kepala Sekolah terletak di desa

Daftar Desa/Kelurahan

  1. Desa Amabaan Dengan Kepala Desa Sulmin dan Sekretaris Desa Umardin
  2. Babul Makmur Dengan Kepala Desa KARIM AMIN dan Sekretaris Desa Ashidin
  3. Batu Ragi Dengan Kepala Desa Saidul Amin dan Sekretaris Desa
  4. Lamamek
  5. Layabaung Dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa Jemad
  6. Lhok Bikhao dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa
  7. Lhok Makmur dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa
  8. Malasin Dengan Kepala Desa JASWIN dan Sekretaris Desa RUSLAN
  9. Miteum Dengan Kepala Desa Junaidin dan Sekretaris Desa Irsyam
  10. Sanggiran dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa
  11. Sembilan Dengan Kepala Desa Jasliadin dan Sekretaris Desa
  12. Sigulai
  13. Sinar Bahagia dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa
  14. Ujung Harapan dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa

Jumat, 21 Desember 2012

DASAR TEORI PENCAHAYAAN

1. Sifat Gelombang Cahaya
Sumber cahaya memancarkan energi dalam bentuk gelombang yang merupakan bagian dari kelompok gelombang elektromagnetik. Gambar 2.38 menunjukkan sumber cahaya alam dari matahari yang terdiri dari cahaya tidak tampak dan cahaya tampak.


Dari hasil percobaan Isaac Newton, cahaya putih dari matahari dapat diuraikan dengan prisma kaca dan terdiri dari campuran spektrum dari semua cahaya pelangi.


Pada gambar 2.39 dapat dilihat bahwa sinar-sinar cahaya yang meninggalkan prisma dibelokkan dari warna merah hingga ungu. Warna cahaya ditentukan oleh panjang gelombangnya. Kecepatan rambat V gelombang elektromagnetik di ruang bebas = 3.105 km/det. Jika frekuensi energinya = f dan panjang gelombangnya (lambda), maka berlaku :


Panjang gelombang tampak berukuran antara 380mU sampai dengan 780mU seperti pada tabel berikut ini.



Gambar 2.40 menunjukkan gambar grafik energi – panjang gelombang sebuah lampu pijar 500W.

Selain memiliki warna tertentu, setiap panjang gelombang yang memberi kesamaan intensitas tertentu, dari gambar 2.41 terlihat bahwa mata manusia paling peka terhadap cahaya dengan lamda = 555mU yang berwarna kuning – hijau.


2.  Pandangan Silau


Kalau posisi mata kita seperti gambar diatas, dapat kita rasakan bahwa kita merasakan pandangan yang menyilaukan karena mata kita mendapatkan :
  • Cahaya langsung dari lampu listrik, dan
  • Cahaya tidak langsung / pantulan cahaya dari gambar yang kita lihat. 
Dengan kondisi ini kita tidak dapat melihat sasaran objek gambar dengan nyaman. Pandangan silau dapat didefinisikan sebagai terang yang berlebihan pada mata kita karena cahaya langsung atau cahaya pantulan maupun keduanya. Supaya mata kita bisa melihat sasaran objek dengan nyaman / jelas, maka diatur sedemikian rupa agar cahaya jatuh pada sasaran objek dan bukan pada mata kita. Untuk memahami pandangan silau mempunyai gerakan penglihatan, kita perlu mempelajari sedikit tentang bekerjanya mata manusia (gambar di bawah).


Selaput pelangi bekerja sebagai tirai / penutup untuk mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Seperti kita lihat, bahwa cahaya adalah suatu bentuk energi radiasi yang lewat melalui lensa menuju lapisan saraf peka yang disebut retina di bagian belakang mata. Kemudian disampaikan oleh saraf optik ke otak yang menyebabkan perasaan cahaya. Melihat secara langsung pada sebuah sumber cahaya, menghasilkan suatu kesan yang kuat pada retina. Untuk mencegah kerusakan pada bagian mata yang sensitif ini, secara otomatis pelangi berkontraksi. Kondisi ini mengurangi intensitas bayangan yang diterima. Dengan menutupnya selaput pelangi ini akan menurunkan banyaknya cahaya yang diterima. Jadi adanya cahaya terang yang kuat pada posisi yang salah, benar-benar akan membuat penglihatan tidak nyaman, dan juga akan menimbulkan efek kelelahan pada mata. Untuk mencegah terjadinya pandangan silau diperlukan teknik pemasangan sumber cahaya maupun armaturnya dengan tepat.

3.  Satuan-satuan Teknik Pencahayaan
     Steradian

Radian adalah sudut pada titik tengah lingkaran antara dua jari-jari dimana kedua ujung busurnya jaraknya sama dengan jari-jari tersebut (misal R = 1m). oleh karena keliling lingkaran = 2.22/7.R, maka :


Sedangkan steradian adalah sudut ruang pada titik tengah bola antara jari-jari terhadap batas luar permukaan bola sebesar kuadrat jari-jarinya.


Karena luas permukaan bola = 4.22/7.R.R, maka di sekitar titik tengah bola terdapat 4.22/7 sudut ruang yang masing-masing = 1 steradian. Jumlah steradian suatu sudut ruang dinyatakan dengan lambang omega.


4.  Intensitas Cahaya (Luminous Intensity)
Menurut sejarah, sumber cahaya buatan adalah lilin (candela). Candela dengan singkatan Cd ini merupakan satuan Intensitas Cahaya (I) dari sebuah sumber yang memancarkan energi cahaya ke segala arah.


5.  Fluks Cahaya (Luminous Flux)
Adalah jumlah cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Lambang fluks cahaya adalah F atau Ø dan satuannya dalam lumen (lm). Satu lumen adalah fluks cahaya yang dipancarkan dalam 1 steradian dari sebuah sumber cahaya 1 cd pada pemukaan bola dengan jari-jari R = 1m.


Jika fluks cahaya dikaitkan dengan daya listrik maka : Satu watt cahaya dengan panjang gelombang 555mU sama nilainya dengan 680 lumen. Jadi dengan Lamda = 555mU, maka 1 watt cahaya = 680 lumen.

6.  Luminasi (Luminance)
Adalah suatu ukuran terangnya suatu benda baik pada sumber cahaya maupun pada suatu permukaan. Luminasi yang terlalu besar akan menyilaukan mata (contoh lampu pijar tanpa amatur). Luminasi suatu sumber cahaya dan suatu permukaan yang memantulkan cahayanya adalah intensitasnya dibagi dengan luas semua permukaan. Sedangkan luas semua permukaan adalah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang, jadi bukan permukaan seluruhnya.


7.  Iluminasi (Iluminance)
Iluminasi sering di sebut juga intensitas penerangan atau kekuatan penerangan atau dalam BSN di sebut Tingkat Pencahayaan pada suatu bidang adalah fluks cahaya yang menyinari permukaan suatu bidang. Lambang iluminasi adalah E dengan satuan lux (lx).



8.  Efikasi
Adalah rentang angka perbandingan antara fluks cahaya (lumen) dengan daya listrik suatu sumber cahaya (watt), dalam satuan lumen/watt. Efikasi juga disebut fluks cahaya spesifik. Tabel berikut ini menunjukkan efikasi dari macam-macam lampu. Efikasi ini biasanya didapat pada data katalog dari suatu produk lampu.


9.  Hukum Penerangan
Satuan-satuan penting yang digunakan dalam teknik penerangan antara lain :
  • Sudut ruang W Steradian (Sr)
  • Intensitas cahaya I Candela (cd)
  • Fluks cahaya F(Ø) lumen (Lm)
  • Luminasi L (cd/m2)
  • Iluminasi E Lux (lx)
10.  Hukum Kwadrat Terbalik
Pada umumnya bidang yang diterangi bukan permukaan bola, tetapi bidang datar.



Cahaya dari sumber 1 cd yang menyinari bidang x (seluas 1 m2) yang berjarak 1 m akan mengiluminasi 1 lux. Jika kemudian jarak tersebut dikalikan dua (ke bidang Z), maka iluminasi 1 lux tadi akan menyinari bidang seluas 4 m2. Jadi iluminasi dari suatu permukaan akan mengikuti hukum kebalikan kwadrat yaitu :


11.  Penyebaran Cahaya
Penyebaran Cahaya dari suatu cahaya bergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri dan armature yang digunakan. Sebagian besar cahaya yang direspon mata tidak langsung di sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan atau melalui benda yang tembus cahaya. Untuk penerangan, secara garis besar penyebaran cahaya ada 3 macam yaitu penyebaran langsung, tidak langsung atau campuran.
a. Penerangan Langsung
b. Penerangan Tidak Langsung
c. Penerangan Campuran
Jika kita berada dalam suatu ruang yang ada sumber cahaya dari sebuah lampu, maka ada dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya primer yang berasal dari lampu tersebut dan sumber cahaya sekunder yang merupakan pantulan dari fiting lampu tersebut. Dari dinding-dinding di sekitar ruangan, gambar 2.51 (a) menujukkan empat jenis kemungkinan pemantulan yang dapat terjadi dari lapisan penutup armatur yang berbeda. Sedangkan gambar 2.51 (b) menunjuk-I kan berbagai macam armatur.


12.  Perancangan Penerangan Buatan
Bila penerangan alami tidak dapat memenuhi persyaratan bagi penerangan ruang (dalam bangunan), maka penerangan buatan sangat diperlukan, hal ini disebabkan oleh :
  • Ruangan yang luas
  • Lubang cahaya yang tidak efektif
  • Cuaca diluar mendung / hujan
  • Waktu malam hari, dan sebagainya
Perancangan penerangan buatan sebaiknya dilakukan sejak awal perancangan bangunan, untuk itu perlu diperhatikan :
  • Apakah penerangan buatan digunakan tersendiri atau sebagai penunjang/pelengkap penerangan alami.
  • Berapa intensitas penerangan yang diperlukan.
  • Distribusi dan variasi fluks cahaya yang diperlukan
  • Arah cahaya yang diperlukan
  • Warna-warna cahaya yang digunakan dalam gedung dan efek warna yang diinginkan
  • Derajat kesilauan brightness dari keseluruhan lingkungan visual
Intensitas penerangan yang direkomendasikan tidak boleh kurang dari intensitas penerangan dalam tabel 2.11 yang diukur pada bidang kerja.


Secara rinci intensitas penerangan yang direkomendasikan untuk berbagai jenis bangunan / peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.12.



Ada 3 tipe sistem penerangan buatan, yaitu :
  • Sistem penerangan merata; Memberikan intensitas penerangan yang seragam pada seluruh ruangan, penggunaannya pada ruang-ruang yang tidak memerlukan tempat untuk mengerjakan pekerjaan visual khusus.
  • Sistem penerangan terarah; Cahaya diarahkan kejurusan tertentu dalam ruangan, digunakan untuk menerangi suatu objek tertentu agar kelihatan menonjol, misal pada penggung atau pada ruangan untuk pameran. Pada sistem ini dapat menggunakan lampu dan reflektor yang diarahkan atau ”spotlight” dengan reflektor bersudut lebar.
  • Sistem penerangan setempat; Cahaya dikonsentrasikan pada tempat mengerjakan pekerjaan visual khusus. Sistem ini digunakan untuk :
- pekerjaan visual yang presisi
- pengamatan bentuk / susunan benda dari arah tertentu.
- melengkapi penerangan umum yang mungkin terhalang.
- membantu menambah daya lihat.
- menunjang pekerjaan visual yang mungkin pada awalnya tidak terencana pada suatu ruangan.
Perancangan penerangan buatan secara kuantitas dapat dilakukan perhitungan dengan 2 metode yaitu :
a. Metode titik demi titik (point by point method)
b. Metode lumen.

13.  Metode Titik Demi Titik
Metode ini hanya berlaku untuk cahaya langsung, tidak memperhitungkan cahaya pantulan, dan sumber cahaya dianggap satu titik, serta mempunyai syarat sebagai
berikut :
a) Dimensi sumber cahaya dibanding dengan jarak sumber cahaya ke bidang kerja tidak boleh lebih besar dari 1 dibanding 5.


b) Berdasarkan diagram pola intensitas cahaya. Panjang jari-jari dari 0 ke suatu titik dari grafik menyatakan intensitas cahaya. kearah itu dalam suatu candela. Setiap gambar biasanya dilengkapi dengan data yang menunjukan nilai dalam lumen / cd. (misal 500 lumen / cd ; 1000 lumen / cd ; 2000 lumen /cd dan seterusnya). Diagram penyebaran intensitas cahaya ini ada yang berbentuk simetris dan tidak simetris. Untuk yang simetris biasanya hanya digambarkan setengahnya saja. Diagram yang menunjukan karakteristik-karakteristik lampu dan armatur ini, dapat diperoleh pada buku katalog dari pabrik yang memproduksinya.


Intensitas cahaya sebuah lampu sebanding dengan fluks cahaya lain, nilai-nilai yang diberikan dalam diagram masih harus dikalikan dengan jumlah lumen lampu tersebut. Dalam gambar diatas intensitas cahayanya = 1000 lumen, jika pada armaturnya diberi lampu 1.500 lumen, maka pada sudut 60o intensitas cahayanya :
1.500/1.000 x 140 cd = 210 cd.
c) Hanya ada satu sumber cahaya yang akan diperhitungkan pada saat itu.
d) Bidang kerja yang diberi penerangan harus berdimensi kecil.
e) Daerah yang sumber cahaya dan bidang kerjanya bebas dari permukaan yang memantulkan cahaya (refleksi cahaya tidak diperhitungkan).
Untuk setiap titik yang berjarak sama dari sumber cahaya (dengan arah cahaya pada sudut normal), maka besar intensitas penerangannya akan selalu sama dan membentuk diagram melingkar. Jika ada dua titik lampu dengan jarak sama ke suatu target, maka total intensitas penerangannya sekitar dua kalinya.

14.  Metode Lumen
Metode lumen adalah menghitung intensitas penerangan rata-rata pada bidang kerja. Fluks cahaya diukur pada bidang kerja, yang secara umum mempunyai tinggi antara 75 – 90 cm diatas lantai. Besarnya intensitas penerangan (E) bergantung dari jumlah fluks cahaya dari luas bidang kerja yang dinyatakan dalam lux (lx).
Keterangan :
E : Intensitas penerangan (lux)
F : Fluks cahaya (luman)
A : Luas bidang kerja (m2)

E = F / A

Tidak semua cahaya dari lampu mencapai bidang kerja, karena ada yang di pantulkan (faktor refleksi = r), dan diserap (faktor absorpsi = a) oleh dinding, plafon dan lantai. Faktor refleksi dinding (rw) dan faktor refleksi plafon (rp) merupakan bagian cahaya yang dipantulkan oleh dinding dan langit-langit / plafon yang kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi bidang kerja (rm) ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi dinding antara bidang kerja dan lantai secara umum, nilai rm = 0,10 (jika rm tidak diketahui, maka diambil nilai rm 0,10)
Faktor refleksi dinding / langit-langit untuk warna :
- Warna Putih = 0,80
- Warna sangat muda = 0.70
- Warna muda = 0,50
- Warna sedang = 0.30
- Warna gelap = 0,10

Referensi :
Prih Sumardjati, Sofian Yahya, Ali Mashar, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,  Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Sedekah yang Utama



Yang namanya Shadaqah itu semuanya baik, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut:

1. Shadaqah Sirriyah

Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:271)

Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya.

Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.

Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)

2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat

Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)

3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi

Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. 2:219)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan dalam riwayat yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari)

4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,
"Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Abu Dawud)

Beliau juga bersabda,
"Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya," Bagaimana itu (wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, "Ada seseorang yang hanya mempunyai dua dirham lalu dia bersedakah dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil seratus ribu dirham dan bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami')

Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasululllah shallallahu ‘alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuyang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah)

5. Menafkahi Anak Istri

Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia mendapatkan pahala sedekah." ( HR. al-Bukhari dan Muslim)

Beliau juga bersabda,
"Ada empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau infakkan fi sabilillah, satu dinar engkau belanjakan untuk keluargamu. Dinar yang paling utama adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR. Muslim).

6. Bersedekah Kepada Kerabat

Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat,
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai." (QS. 3:92)

Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha' diserahkan kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam menyarankan agar ia dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda,
"Bersedakah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat maka ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:
a) Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
”(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.” (QS. 90:13-16)
b) Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,
"Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')

7. Bersedekah Kepada Tetangga

Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya berisikan perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR. Muslim)

8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk keluarganya, dinar yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang diinfakkan seseorang kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR. Muslim)

9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah

Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya,
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.” (QS. 9:41)

Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. 49:15)

Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang berperang maka dia telah ikut berperang." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama adalah dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun dalam kondisi mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang pertama.

10. Shadaqah Jariyah

Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).

Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.

Sumber: Buletin “Ash-Shadaqah fadhailuha wa anwa’uha”, Ali bin Muhammad al-Dihami. 

Sumur, Dapur & Kasur...




Hari ini, kalimat ini sangat dihindari oleh banyak wanita. Setiap disebut tiga kata ini, kesannya sangat rendah. Para istri yang hanya bisa mengurus sumur, dapur dan kasur benar-benar hanya pelengkap penderita. Bukan wanita peradaban. Tidak modern. Tidak maju. Begitulah opini tersebar atau mungkin sengaja disebarkan zaman ini.


Efek dari opini tersebut, para orangtua menjauhkan anak-anak perempuannya dari ketiganya. Dampaknya, saat anak perempuan telah memasuki rumahtangganya, dia tidak memiliki kemampuan mengurusi sumur dapur dan kasur. Sang istri itu hanya mampu mengurusi bukunya, pulpennya, laptopnya, seperangkat alat komunikasinya, diskusi-diskusi, berteriak lantang di jalan-jalan.

Mari kita tengok kisah yang diriwayatkan berikut ini (lihat: Nurul Abshar fi Manaqib Ali Bait an-Nabi al Akhyar, Asy Syablanji al Mishri. Lihat juga: Hasyiyah al Bujairimi untuk Al Minhaj):

حُكِيَ أَنَّ رَجُلًا جَاءَ إلَى عُمَرَ يَشْكُو إلَيْهِ خُلُقَ زَوْجَتِهِ فَوَقَفَ بِبَابِهِ يَنْتَظِرُهُ فَسَمِعَ امْرَأَتَهُ تَسْتَطِيلُ عَلَيْهِ بِلِسَانِهَا وَهُوَ سَاكِتٌ لَا يَرُدُّ عَلَيْهَا فَانْصَرَفَ الرَّجُلُ قَائِلًا إذَا كَانَ هَذَا حَالَ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَكَيْفَ حَالِي فَخَرَجَ عُمَرُ فَرَآهُ مُوَلِّيًا فَنَادَاهُ مَا حَاجَتُك يَا أَخِي فَقَالَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَشْكُو إلَيْك خُلُقَ زَوْجَتِي وَاسْتِطَالَتَهَا عَلَيَّ فَسَمِعْتُ زَوْجَتَكَ كَذَلِكَ فَرَجَعْت وَقُلْت إذَا كَانَ هَذَا حَالَ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ مَعَ زَوْجَتِهِ فَكَيْفَ حَالِي فَقَالَ لَهُ عُمَرُ إنَّمَا تَحَمَّلْتُهَا لِحُقُوقٍ لَهَا عَلَيَّ إنَّهَا طَبَّاخَةٌ لِطَعَامِي خَبَّازَةٌ لِخُبْزِي غَسَّالَةٌ لِثِيَابِي رَضَّاعَةٌ لِوَلَدِي وَلَيْسَ ذَلِكَ بِوَاجِبٍ عَلَيْهَا وَيَسْكُنُ قَلْبِي بِهَا عَنْ الْحَرَامِ فَأَنَا أَتَحَمَّلُهَا لِذَلِكَ فَقَالَ الرَّجُلُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ وَكَذَلِكَ زَوْجَتِي قَالَ فَتَحَمَّلْهَا يَا أَخِي فَإِنَّمَا هِيَ مُدَّةٌ يَسِيرَةٌ

Dikisahkan bahwa seseorang datang kepada Umar bin Khattab radhiallahu anhu ingin mengadukan akhlak istrinya. Orang itu berhenti di depan pintu rumah Umar menunggunya. Dia mendengar istri Umar juga sedang mengeluarkan kalimat-kalimat keras kepada Umar dan Umar diam saja tidak menjawab.

Orang itu segera pergi sambil bergumam: jika demikian keadaan amirul mukminin Umar bin Khattab, maka siapalah aku?

Umar keluar, dia melihat orang itu pergi. Umar pun memanggilnya: Apa keperluanmu, wahai saudaraku?

Orang itu berkata: Wahai Amirul Mukminin, aku ingin mengadukan kepadamu akhlak istriku dan beraninya dia kepadaku. Ternyata aku mendengar istrimu pun melakukan hal yang sama. Maka aku pun pulang dan berkata: jika keadaan amirul mukminin saja begini, maka siapalah aku.

Umar berkata kepada orang itu: Sesungguhnya aku sabar terhadap istriku karena ia mempunyai hak terhadapku. Karena ia pemasak makananku, pemanggang rotiku, penyuci pakaianku, penyusu anakku. Padahal hal itu bukanlah kewajibannya. Dan hatiku tenang karenanya, tidak tergoda oleh yang haram. Karenanya aku sabar menghadapinya.

Orang itu berkata: Wahai Amirul Mukminin, begitu pula istriku

Umar menasehatinya: Sabarlah menghadapinya wahai saudaraku, karena itu hanya sebentar saja.

Mari kita selami kisah ini untuk mencari mutiaranya. Bukankah ini adalah Umar bin Khattab yang dikenal tegas dan ditakuti itu. Saat Nabi masih hidup, tidak sekali kita mendengarkan Umar memberikan solusi pedang bagi permasalahan yang ada. Menandakan betapa kerasnya Umar.

Seakan Umar dalam kisah ini bukanlah Umar dengan sifat di atas. Tetapi benar, ini Umar bin Khattab itu, amirul mukminin. Kelembutannya hatinya bagi istrinya begitu  mengagumkan. Bahkan saat sang istri mulai menaikkan intonasi suaranya dan mulai tidak teratur kalimatnya. Api kemarahan itu dipadamkan dengan langkah jitu pertama, diam.

Diam. Nampak sangat sepele bukan. Tapi cobalah tanyakan kepada para suami. Apakah diam mudah dilakukan saat istri bercuap-cuap, dalam posisi seorang suami sebagai seorang petinggi di luar sana dan saat sang suami bisa jadi merasa dirinya benar.

Ternyata Umar mengajari para suami tentang cara efektif menahan lisan terhadap istri yang sedang marah. Tidak menyiram minyak pada api yang sedang berkobar. Jika disimpulkan ada dua hal yang membuat Umar begitu sabar dan memilih meredamnya dengan diam: Jasa istri dan peristiwa tersebut hanya sesaat saja.

Saat menyebutkan jasa istri, Umar berkata,

Sesungguhnya aku sabar terhadap istriku karena ia mempunyai hak terhadapku. Karena ia pemasak makananku, pemanggang rotiku, penyuci pakaianku, penyusu anakku. Padahal hal itu bukanlah kewajibannya. Dan hatiku tenang karenanya, tidak tergoda oleh yang haram. Karenanya aku sabar menghadapinya.

Dan saat menyebutkan peristiwa yang hanya lewat itu, Umar berkata,

Sabarlah menghadapinya wahai saudaraku, karena itu hanya sebentar saja.

Kembalilah pada jasa-jasa istri dan kita pun akan bisa memahami tema pembahasan kita,

  1. Dia pemasak makananku
  2. Dia pemanggang rotiku
  3. Dia penyuci pakaianku
  4. Dia penyusu anakku
  5. Hatiku tenang karenanya, tidak tergoda oleh yang haram.

Poin satu dan dua : DAPUR

Poin tiga : SUMUR

Poin empat dan lima : KASUR

Allahu Akbar, tiga kata ‘hina’ di mata banyak keluarga itu ternyata telah melanggengkan sebuah rumah tangga besar dalam sejarah Islam. Karena ketiganya, Umar bersabar menghadapi kemarahan sang istri. Dan karena ketiganya, keretakan rumah tangga bisa dihindari.

Bukankah sekarang kita paham, betapa mulianya dapur, sumur dan kasur bagi derajat seorang wanita.

Bukankah sekarang kita paham, bahwa anak-anak perempuan kita harus mumpuni dalam ketiga hal tersebut.

Bukankah, sekarang kita paham bahwa merendahkan ketiga hal itu dalam kehidupan seorang istri berdampak pada retaknya bangunan rumahtangga hari ini.

Setelah membaca tulisan ini, pasti Anda tidak salah paham bahwa seorang wanita hanya mengurusi tiga hal itu. Karena tidak ada kalimat dan pemahaman tersebut dari tulisan ini.

Jumat, 19 Oktober 2012



Dari Anas bin Malik r.a. berkata, “Rasulullah S.A.W bersabda : Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwuduk dan mengerjakan solat subuh, nescaya Allah akan menjaganya dari kejahatan syaitan dan darjatnya sama dengan orang yang membaca seluruh al-Qur’an sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari semua penghuni dunia.”
Berkata Anas bin Malik, “Ya Rasulullah, apakah hendak dibaca setiap hari?”
Sabda Rasulullah S.A.W, ” Tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumaat.”
Umat-umat dahulu hanya sedikit saja yang mempercayai rasul-rasul mereka dan itu pun apabila mereka melihat mukjizat secara langsung. Kita sebagai umat Islam tidak boleh ragu-ragu tentang apa yang diterangkan oleh Allah dan Rasul. Janganlah kita ragu-ragu tentang al-Qur’an, hadis dan sunnah Rasul kita. Janganlah kita menjadi seperti umat yang terdahulu yang mana mereka itu lebih suka banyak bertanya dan hendak melihat bukti-bukti terlebih dahulu sebelum mereka beriman.
Setiap satu yang dianjurkan oleh Rasulullah S.A.W kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri. Rasulullah S.A.W menyuruh kita mengamalkan membaca surah Kursi. Kehebatan ayat ini telah ditearngkan dalam banyak hadis. Kehebatan ayat Kursi ini adalah untuk kita juga, yakni untuk menangkis gangguan syaitan dan kuncu-kuncunya di samping itu kita diberi pahala.
Begitu juga dengan surah al-Falaq, surah Yasin dan banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai keistimewaannya. Setiap isi al-Qur’an itu mempunyai kelebihan yang tersendiri. Oleh itu kita umat Islam, janganlah ada sedikit pun keraguan tentang ayat-ayat al-Qur’an, hadis Nabi dan sunnah Baginda S.A.W. Keraguan dan was-was itu datangnya dari syaitan.

Rabu, 17 Oktober 2012

Meraih Pahala dari Fitnah Harta dan Anak



”Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu adalah fitnah dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Al-Anfal: 28)
Terdapat dua ayat di dalam Al-Qur’an yang menyebut harta dan anak sebagai fitnah, yaitu surah Al-Anfal ayat 28 dan surah At-Taghabun ayat 15, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”. Perbedaannya: pada surah Al-Anfal, Allah menggunakan redaksi pemberitahuan “ketahuilah”, sedangkan pada surah At-Taghabun menggunakan redaksi penegasan “sesungguhnya”. Namun ungkapan yang mengakhiri kedua ayat tersebut sama, yaitu “di sisi Allah-lah pahala yang besar”. Sehingga bisa dipahami bahwa fitnah harta dan anak bisa menjerumuskan ke dalam kemaksiatan, namun di sisi lain justru bisa menjadi peluang meraih pahala yang besar dari Allah swt. Dan makna yang kedua itulah yang dikehendaki oleh Allah, sehingga Allah mengingatkannya di akhir ayat yang berbicara tentang fitnah anak dan harta “dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
Fitnah dalam kedua ayat ini bukan dalam arti Bahasa Indonesia, yaitu setiap perkataan yang bermaksud menjelekkan orang, seperti menodai nama baik atau merugikan kehormatannya. Tetapi fitnah yang dimaksud dalam konteks harta dan anak seperti yang dikemukakan oleh Asy-Syaukani adalah bahwa keduanya dapat menjadi sebab seseorang terjerumus dalam banyak dosa dan kemaksiatan, demikian juga dapat menjadi sebab mendapatkan pahala yang besar. Inilah yang dimaksud dengan ujian yang Allah uji pada harta dan anak seseorang. Fitnah di sini juga dalam arti bisa menyibukkan atau memalingkan dan menjadi penghalang seseorang dari mengingat dan mengerjakan amal taat kepada Allah, seperti yang digambarkan oleh Allah tentang orang-orang munafik sehingga Dia menghindarkan orang-orang beriman dari kecenderungan ini dalam firman-Nya, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Al-Munafiqun: 9). Rasulullah saw juga menyebut kedua kemungkinan ini dalam hadits Aisyah ra ketika beliau memeluk seorang bayi, ”Sungguh mereka (anak-anak) dapat menjadikan seseorang kikir dan pengecut, dan mereka juga adalah termasuk dari haruman Allah swt”.
Fitnah anak dalam arti bisa mengganggu dan menghentikan aktivitas seseorang pernah dirasakan juga oleh Rasulullah saw. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Daud dari Abu Buraidah bahwa ketika Rasulullah saw sedang menyampaikan khutbahnya kepada kami, tiba-tiba lewatlah kedua cucunya Hasan dan Husein mengenakan baju merah sambil berlari dan saling kejar mengejar. Begitu melihat kedua cucunya, Rasulullah kontan turun dari mimbar dan mengangkat keduanya seraya mengatakan, ”Maha Benar Allah dengan firman-Nya, ”Sesungguhnya harta dan anak-anak kamu adalah fitnah”. Aku tidak sabar melihat keduanya sampai aku menghentikan ceramahku dan mengangkat keduanya”. Dalam konteks ini, Ibnu Mas’ud mengajarkan satu doa yang tepat tentang harta dan anak. Beliau mengungkapkan, ”Janganlah kalian berdoa, dengan doa ini, ”Ya Allah, lindungilah kami dari fitnah”. Karena setiap kalian ketika pulang ke rumah akan mendapati harta, anak dan keluarganya bisa mengandungi fitnah, tetapi katakanlah, ”ya Allah aku berlindung kepada engkau dari fitnah yang menyesatkan”.
Secara korelatif tentang fitnah harta dan anak dalam surah At-Taghabun, Imam Ar-Razi dalam At-Tafsir Al-Kabir menyebutkan, karena anak dan harta merupakan fitnah, maka Allah memerintahkan kita agar senantiasa bertaqwa dan taat kepada Allah setelah menyebutkan hakikat fitnah keduanya, ”Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (At-Taghabun: 16). Apalagi pada ayat sebelumnya, Allah menegaskan akan kemungkinan sebagian keluarga berbalik menjadi musuh bagi seseorang, ”Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At-Taghabun: 14)
Sedangkan tentang fitnah harta dan anak dalam surah Al-Anfal, Sayyid Quthb menyebutkan korelasinya dengan tema amanah ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (Al-Anfal: 27), bahwa harta dan anak merupakan objek ujian dan cobaan Allah swt yang dapat saja menghalang seseorang menunaikan amanah Allah dan Rasul-Nya dengan baik. Padahal kehidupan yang mulia adalah kehidupan yang menuntut pengorbanan dan menuntut seseorang agar mampu menunaikan segala amanah kehidupan yang diembannya. Maka melalui ayat ini Allah swt ingin memberi peringatan kepada semua khalifah-Nya agar fitnah harta dan anak tidak melemahkannya dalam mengemban amanah kehidupan dan perjuangan agar meraih kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat. Dan inilah titik lemah manusia di depan harta dan anak-anaknya. Sehingga peringatan Allah akan besarnya fitnah harta dan anak diiringi dengan kabar gembira akan pahala dan keutamaan yang akan diraih melalui sarana harta dan anak.
Lebih jauh, korelasi ayat di atas dapat ditemukan dalam beberapa ayat yang lain. Al-Qurthubi misalnya, menemukan korelasinya dengan surah Al-Kahfi: 46 yang bermaksud, “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”, bahwa harta kekayaan dan anak wajar menjadi perhiasan dunia yang menetramkan pemiliknya karena pada harta ada keindahan dan manfaat, sedangkan pada anak ada kekuatan dan dukungan. Namun demikian kedudukan keduanya sebagai perhiasan dunia hanyalah bersifat sementara dan bisa menggiurkan serta menjerumuskan. Maka sangat tepat jika ayat “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (At-Taghabun: 15) dan ayat “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”.(Al-Munafiqun: 9) menjadi pengingat jika kemudian terjadi harta dan anak justru menjauhkan pemiliknya dari Allah swt.
Berbeda dengan At-Thabari, ia memahami korelasi kontradiktif ayat ini dengan surah Ali Imran ayat 38, “Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. Menurut Ath-Thabari, secara tekstual ayat ini bisa dipahami bertentangan dengan ayat yang memberi peringatan akan kemungkinan bahaya dan fitnah yang ditimbulkan dari harta dan anak. Padahal nabi Zakaria sendiri berdoa agar dikaruniakan keturunan yang banyak. Maka pemahaman yang cenderung kontradiktif ini diluruskan sendiri oleh Ath-Thabari dengan mengemukakan bahwa anak yang di pohon oleh Zakaria adalah anak keturunan yang shaleh yang bisa memberi manfaat di dunia dan akhirat. Sedangkan yang dikhawatirkan adalah kriteria harta dan anak yang justru melalaikan dari mengingat Allah swt seperti yang Allah tegaskan dalam salah satu firman-Nya, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Al-Munafiqun: 9). Dalam konteks ini, Nabi Muhammad sendiri pernah mendoakan harta dan anak yang banyak kepada sahabat Anas bin Malik ra, “Ya Allah perbanyaklah untuknya harta dan anak, dan berkahilah setiap apa yang Engkau anugerahkan kepadanya”.
Demikian keseimbangan yang diajarkan oleh Allah swt dalam menyikapi fitnah harta dan anak yang menduduki posisi tertinggi dari titik lemah manusia. Harta dan anak memiliki potensi yang sama dalam menghantarkan kepada kebaikan atau menjerumuskan seseorang kepada dosa dan kemaksiatan. Sudah sepantasnya peringatan Allah dalam konteks fitnah harta dan anak senantiasa yang sering kita ingat karena hanya peringatan Allah yang mencerminkan kasih sayang-Nya yang layak untuk diingat, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At-Tahrim:6).

Kamis, 05 Juli 2012

Cara Instal W7 menggunakan Flashdisk

 

Sobat lagi bingung mau Instal Notbook atua Laptop yang tidak ada dvdromnya!
ni kita ada tips untuk masalah tersebut:

Cara membuat installer windows 7 di Flashdisk menggunakan Diskpart:

  1.  Buka menu run : tekan tombol windows+R —> ketik diskpart
  2. Ketik “list disk” lalu pilih di disk berapa flashdisk tersebut berada.
  3. Disini tidak boleh salah karena jika salah maka data yang terdapat di dalam disk tersebut akan hilang, jika sudah yakin dimana tempat flashdisk tersebut lalu ketik ” select disk 1″. Disini saya asumsikan disk 1 adalah letak flashdisk tersebut.
  4. Setelah yakin disk yang terpilih adalah disk tempat usb flashdisk lalu hapus semua isi disk tersebut dengan ketik “clean”.
  5. Jika sudah terhapus, buat flashdisk tersebut menjadi partisi primary “create partition primary”.
  6. Flashdisk telah dibuat menjadi partisi primary, kemudian pilih partisi flashdisk tersebut dengan mengetik “select partition 1″.
  7. Aktifkan partisi yang telah dibuat, ketik “active”.
  8. Format flashdisk tersebut menjadi fat32, ketik “format fs=fat32 quick”.
  9. Jika format sudah selesai maka langkah terakhir adalah mengenalkan flashdisk tersebut ke windows, ketik “assign”.
  10. Yang terakhir adalah ketik “exit” untuk keluar dari diskpart. 
Setelah Flashdisk di Diskpart. sekarang buka flashdisk dari windows explorer kemudian copy file W7.

Smoga Sukses dan dapat bermanfaat..
oya jangan lupa ngasi tau  temen yang lain ya....!!

Sabtu, 12 Mei 2012

LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Bagi Praktikan Yg belom Memiliki Lembaran Assitensi Silahkan Download disni 

Selasa, 24 April 2012

Coca-Cola Amatil Indonesia "Sungai Deli"


Coca-Cola Amatil Indonesia Dukung Kegiatan Sapu Bersih Sepanjang Sungai Deli

Medan, 22 April 2012 - Memperingati hari bumi yang jatuh pada 22 April 2012, Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Northern Sumatera mendukung kegiatan sapu bersih sepanjang sungai Deli yang diadakan oleh Karang Taruna Teratai, kelurahan Titi Papan. Dengan mengusung tema  Gugah Kepedulian dan Cinta Lingkungan Hidup Demi Masa Depan Bumi Tercinta,  kegiatan ini diikuti oleh pelajar di sepuluh sekolah tingkat SMP dan SMA yang berasal dari kecamatan Medan Deli, dan Kabupaten Deli Serdang serta dihadiri juga oleh jajaran Muspika Kota Madya, Muspika Kecamatan dan Kelurahan.
Program bersih sungai ini dikemas dalam program gerak jalan santai tapak tilas menyusuri sungai Deli secara beregu dimulai dari area Benteng Aloha lalu seluruh peserta malakukan sapu bersih di area sekitar sungai terutama dari sampah yang berpotensi menyumbat dan menyebabkan banjir di area Sungai Deli. Selain bersih sungai, diadakan juga diskusi interaktif dengan peserta mengenai pentingnya seluruh lapisan masyarakat dan anak muda untuk menjaga kelestarian lingkungan di kantor kelurahan Titi Papan.  Setelah selesai acara gerak sapu bersih, dilakukan juga penanaman 200 pohon jenis trembesi dan sengon di sekitar Sungai Deli untuk mencegah pengikisan dan menambah sumber penyerapan air di sekitar daerah aliran sungai.
“Program ini merupakan bagian dari kampanye penggugah kecintaan generasi muda pada pelestarian lingkungan hidup untuk masa depan bumi tercinta. Sungai Deli bukanlah tempat pembuangan sampah. Untuk itu kami bersama CCAI ingin memupuk jiwa dan semangat yang senantiasa menjunjung tinggi pemahaman terhadap pentingnya melestarikan dan mencintai bumi ini.” kata Fajaruddin, ketua panitia program yang berasal dari Karang Taruna Teratai Kelurahan Titi Papan.
“Dengan tujuan kampanye tersebut, maka CCAI mendukung dan berperan serta untuk mengedukasi para pelajar dan anak muda sebagai penerus bangsa untuk melakukan tindakan penyelamatan dan pelestarian lingkungan khususnya sungai Deli” ujar Ahmad Nasoha, Corporate Affairs Manager CCAI Northern Sumatera.
Sebelumnya, CCAI Northern Sumatera Operation juga memberikan tong sampah daur ulang kepada Pemko Medan serta melakukan program donasi dan penanaman pohon di berbagai area untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kebersihan. Selain di Medan, CCAI juga terus mengkampanyekan program agar masyarakat menjaga lingkungan dan kebersihan secara nasional. Dengan acara peringatan hari bumi yang dilakukan tahun ini, CCAI dan Karang Taruna Teratai berharap dapat terus memberikan pesan kepada masyarakat untuk terus menjaga ibu bumi dan terus menjaga kelestarian lingkungan. Bukan untuk sebagian orang, melainkan untuk keberlangsungan hidup manusia, kita semua.

###
 
Foto Kegiatan Peringatan Hari Bumi


Tentang Coca-Cola System dan Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI):
Coca-Cola System di Indonesia terdiri dari Coca-Cola Indonesia (CCI) sebagai perwakilan dari “The Coca-Cola Company-TCCC- USA” dan seluruh mitra usaha pembotolannya dimana di Indonesia dilaksanakan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia. “Coca-Cola” pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1927 dan telah diproduksi lokal sejak tahun 1932.

Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia yang memproduksi dan memasarkan produk-produk yang berada di bawah lisensi TCCC.  Perusahaan Induk CCAI adalah Coca-Cola Amatil (CCA) yang berpusat di Sidney, Australia dan merupakan salah satu produsen terbesar minuman non-alkohol di wilayah Asia pasifik dan merupakan satu dari lima produsen Coca-Cola terbesar di dunia.

CCAI memiliki 8 fasilitas produksi yang tersebar di Cibitung-Bekasi, Medan, Padang, Lampung, Bandung , Semarang, Surabaya dan Denpasar.  Dengan ditunjang oleh lebih dari 10.000 karyawan dan mengoperasikan ribuan kendaraan untuk mendisitribusikan ratusan juta boks produk minuman penuh kesegaran ke ratusan ribu outlet di berbagai pelosok Nusantara. Untuk informasi lebih lanjut tentang CCAI dapat dilihat dalam website kamiwww.coca-colaamatil.co.id

Media Contact: 
Ahmad Nasoha
Corporate Affairs Manager – Northern Sumatera Operation
Coca-Cola Amatil Indonesia
Mobile   :  0819 3424 5956
ahmad.nasoha@sea.ccamatil.com

Langkah Kecil Untuk Perubahan

Berani Ambil Langkah Kecil Untuk Perubahan



FOTO KIRI: Pemuda yang berani bertindak untuk perubahan. (Kiri-Kanan: Shafiq Pontoh (Penggagas Indonesia Berkebun), Ratri Wuryandari (Live Positively Manager Coca-Cola Indonesia), Pandji Pragiwaksono (Penggagas Indonesia Unite), dan Umen (Penggagas Operasi Semut). FOTO KANAN: Kemasan botol air minum ADES yang sekarang bisa diremukkan setelah diminum bisa memberikan lebih banyak ruang di tempat sampah.

Jakarta, 20 April 2012 “Siapapun bisa menciptakan perubahan. Pertanyaannya, berani atau tidak?” tutur Pandji Pragiwaksono di talk show peluncuran kemasan baru air minum ADES di EX Mal, Jakarta. Pandji, seorang pembawa acara yang juga populer sebagai penggagas gerakan ‘Indonesia Unite’, adalah salah satu pemuda yang menginspirasi dalam talk show bertajuk “Langkah Kecil Memberikan Perubahan” bersama dua pembicara lainnya, Shafiq Pontoh dan Umen.
                Shafiq Pontoh, pendiri gerakan ‘Indonesia Berkebun’, menanggapi pernyataan Pandji, “Hidup ini sudah berat. Maka kita harus mencoba membuat perubahan dengan cara yang menyenangkan,” katanya. Shafiq pertama menggagas ‘Indonesia Berkebun’ dua tahun lalu bersama arsitek ternama bangsa, Ridwan Kamil. “Awalnya karena saya merasa kalau harga sayuran itu mahal. Maka saya berpikir, ‘Kenapa saya tidak menanamnya sendiri?’ Akhirnya saya iseng mengajak beberapa teman untuk mencari lahan terbengkalai di sekitar tempat tinggal, kemudian menanam tanaman yang bisa dipanen. Kami pun mulai sharing foto-foto hasil panen di media jejaring sosial, dan lama-lama, komunitas ‘Indonesia Berkebun’ ini jadi semakin banyak, bahkan sekarang komunitasnya sudah mencapai hingga sekitar 20 kota di seluruh Indonesia.”
                Lain lagi dengan Umen, pemenang kompetisi “Berani Mengubah” yang diadakan oleh Coca-Cola akhir tahun lalu. Ide ‘Operasi Semut’ yang digagasnya berhasil mengalahkan 600 kandidat lain, padahal idenya sangat sederhana, yaitu mengajak teman-temannya untuk memungut sampah sambil bermain musik. “Anak-anak muda itu suka sesuatu yang ‘keren’, makanya saya berpikir keras bagaimana agar aksi buang sampah itu ‘keren’. Akhirnya tercetuslah ide untuk melakukannya sambil bermusik,” cerita pria yang pada bulan Maret lalu mengumpulkan anak muda lainnya untuk memungut sampah dari Bundaran HI hingga Tugu Monas.
                Pandji, Shafiq, dan Umen adalah tiga contoh sederhana dari komitmen anak muda bangsa yang berani bertindak untuk menciptakan sebuah perubahan. Maka itulah, Coca-Cola menggandeng mereka saat peluncuran kemasan baru air minum ADES. Dengan kemasan yang ‘hijau’, ADES mengurangi penggunaan plastik pada botol kemasan hingga 8% dan di saat yang sama, ADES juga memperkenalkan ritual yang baru dalam menikmati minuman dalam kemasan plastik; Pilih, Minum, Remukkan. Dengan cara ini, konsumen diberikan kesempatan untuk turut mengambil langkah kecil yang mendatangkan perubahan, karena botol plastik yang telah diremukkan setelah diminum bisa memberikan lebih banyak ruang di tempat sampah.
“Kadang ide yang sepele, jika dilakukan bersama-sama dan tidak pelit untuk dibagi kepada orang lain, akan membawa manfaat yang besar,” kata Pandji, “Semua perubahan di dunia ini dimulai dari kelompok kecil yang ingin sekali melihat perubahan terjadi. Kesulitan pasti ada, tapi dengan keinginan yang kuat, tujuan itu pasti tercapai.”
                “Satu pesan dari saya untuk membuat perubahan adalah dengan menemukan satu hal yang paling mengganjal di hati Anda. Apa yang membuat Anda merasa kesal? Apa yang rasanya salah? Mulailah dari mengubah hal tersebut,” tutup Shafiq.
###
Miniatur Pohon yang terbuat dari ratusan botol Ades yang sudah diremukkan

Tentang Coca-Cola System dan Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI):
Coca-Cola System di Indonesia terdiri dari Coca-Cola Indonesia (CCI) sebagai perwakilan dari “The Coca-Cola Company-TCCC- USA” dan seluruh mitra usaha pembotolannya Coca-Cola Amatil Indonesia.

Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia yang memproduksi dan memasarkan produk-produk yang berada di bawah lisensi TCCC.  Perusahaan Induk CCAI adalah Coca-Cola Amatil (CCA) yang berpusat di Sidney, Australia dan merupakan salah satu produsen terbesar minuman non-alkohol di wilayah Asia pasifik dan merupakan satu dari lima produsen Coca-Cola terbesar di dunia.

CCAI memiliki 8 fasilitas produksi yang tersebar di Cibitung-Bekasi, Medan, Padang, Lampung, Bandung , Semarang, Surabaya dan Denpasar.  Dengan ditunjang oleh lebih dari 10.000 karyawan dan mengoperasikan ribuan kendaraan untuk mendisitribusikan ratusan juta boks produk minuman penuh kesegaran ke ratusan ribu outlet di berbagai pelosok Nusantara. Untuk informasi lebih lanjut tentang CCAI dapat dilihat dalam website kami  www.coca-colaamatil.co.id, atau follow Twitter @CokeAmatilID dan Facebook Fan Page Coca-Cola Amatil Indonesia.


MEDIA CONTACTS:
Ahmad Nasoha
Corporate Affairs Manager – Northern Sumatera Operation
0819 3424 5956                                                                                                     
ahmad.nasoha@sea.ccamatil.com