riko

riko

Rabu, 17 Februari 2010

TENTANG BID'AH

Soal : Bagaimanakah maksud dari pada hadist Nabi saw yang berbunyi :
اِذَاكَانَا مِنْ اَمْرِدِنِكُمْ فَاءِ لَيَّ وَاِنْكَانَا مِنْ اَمْرِدُنْيَاكُمْ فَاَنْتُمْ اَعْلَمُ بِاُمُوْرِدُنْيَا كُمْ ,,,رواه مسلم,,,
Artinya : Jika ada soal – soal Agamamu ,serahkanlah ia kepadaku.Jika ada soal – soal duniamu maka kamu akan mengetahui akan soal – soal duniamu itu.
Jawab : Sasaran dari hadist di atas sebenarnya bukan mengenai “Bid’ah” melainkan mengenai “Hukum” dan “tekhnik”
CONTOH :
Hukum membangun Masjid/madrasah adalah urusan Agama.Harus di kembalikan kepada Nabi saw.Artinya harus bersumber dari Al-Qur’an dan Assunnah.Sedangkan tekhnik pembangunanya adalah urusan dunia.dan ini di serahkan kepada umat,terserah menurut peradaban manusia/perkembangan zaman.
Soal : Sebagian golongan yang ingkar pada faham Ahli sunnah wal jama’ah menganggap,ibadat itu hanya ada satu macam dan harus dari Nabi saw. Betulkah itu?
Jawab : Yang benar ‘badat itu ada dua macam :
a. Ibadat muqayyadah ( ibadah yang terkait ) Seperti :
- Sholat wajib lima waktu
- Zakat wajib
- Puasa ramadhan
- Haji dsb...
Ibadat – ibadat ini mempunyai keasliannya dari Nabi dalam segala – galanya,Hukumnya,tekhnik pelaksanaanya ,waktu dan bentuknya .Kesemuanya di ikyat (muqayyad) menurut aturan tertentu tidak boleh di rubah.
b. Ibadat Muthlaqah (ibadah yang tidak terikat secara menyeluruh )seperti :
- Dzikir
- Tafakkur
- Membaca Al-Qur’an
- Belajar/mengajar ilmu agama,
- Birrul waalidain (berbakti kepada ayah dan ibu) dll
Ibadat – ibadat ini mempunyai keaslianya dari Nabi dalam beberapa hal.Sedang mengenai bentuk dan tekhnik pelaksanaanya tidak di ikat dengan aturan-aturan tertentu,terserah kepada ummat,asal tidak melanggar pokok – pokok Syariat islam.Kadang-kadang pada ibadat muthlaqah inilah terjadi bid’ah hasanah.Demikian menurut faham Ahli sunnah wal jama’ah.

KESIMPULAN :
Untuk menyimpulkan keterangan di atas ,kami nuqilkan fatwa Imam Muhammad Bin Idris Asyafi’i yang di riwayatkan oleh Abu Nu’aim.
اَلْبِدْعَةُ بِدْعَتَانِ : بِدْعَةٌ مَحْمُوْدَةٌ وَبِدْعَةٌ مَذْمُومَةٌ فَمَا وَاقَفَا اَلسُنَّةَ فَهُوَمَحْمُوْدٌ وَمَا جَالَفَهَا فَهُوَ مَذْمُومٌ
Artinya : Bid’ah itu ada dua macam ,Bid’ah yang terpuji dan yang tercela.Maka mana saja yang sesuai Assunnah ,maka itulah yang terpuji.Dan mana saja yang bertentangan/menyalahi Assunnah,maka itulah yang tercela.
Alhadidy dalam syarah ilmu balaghah menyebutkan sbb :
لَفْظُ اْلبِدعَةِيُطْلَقُ عَلئ مَهْمُومَيْنِ اَحَدَهُمَا مَاخُولِفَ بِهِ اَلْكِتَا بُ وَالسُنَّةُ مِثْلُ صَومِ يَوْمِ اَلْنَّحْرِوَاَيَّامِ اَلتَّشْرِيْقِ فَاِنَّهُ وَاِنْكَانَ صَومًا اِلَّا اَنَّهُ مَنْهِيٌّ عَنْهُ وَالثَّانِي مَالَم يَزِدْفِيْهِ نَصُّ بَلْ يَسْكُتُ عَنْهُ فَفَعَلَهُ المُسْلِمُونَ بَعْد وَفَاةِ رَسُولِ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم. وَمَ رُوِيَ مِنْ قَوْلِهِ صلّى اللّه عليه وسلّم : كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِمَحْمُولٌ عَلَى تَفْسِيْرِالبِدعَةِ بِالْمَهْمُوْمِ اَلاوَّلِ وقول عمر رضى الله عنه فِيْ صَلاَةِ التَّارَاوِيْحِ اِنَّها لَبِدعَةٌ وَنِعْمَةِ البِدعَةُ هِيَ مَحمُولٌ عَلَى التَّفْسيِرِالثَّانِي.
Artinya : Lafadz Bid’ah di pakai untuk dua pengertian.Pertama ialah sesuatu yang di persalahkan denganya akan Al-Qur’an dan Alhadist ,Seperti berpuasa di hari nahar atau dihari tasyriq karena pada hari-hari itu,walaupun namanya puasa,tetapi itu termasuk sesuatu yang di larang.Yang kedua sesuatu yang tidak datang padanya Nash,bahkan mendiamkannya,maka hal-hal tersebut di lakukan oleh orang-orang islam sesudah Nabi saw.wafat.Dan apa yang di riwayatkan dari sabda Rasulullah saw.”tiap-tiap yang sesat itu dalam neraka”.Maka tafsiranya di tanggungkan pada pengertian yang pertama, sedang ucapan sayyidina umar ra.dalam hal mengumpulka dalam solat tarowih : Sesungguhnya dia itu bid’ah dan sebaik-baik bid’ah itu ,inilah.... di tanggungkan atas tafsir bid’ah menurut pengrtian yang kedua.
Albaihaqi meriwayatkan dalam manaqibnya :
اَلمُحْدَثَاتُ ضَرْبَانِ مَا اُحْدِثَايُخَالِفُ كِتَابً اَوسُنَّةً اَوأَثَرًا اَو اِجْمَعًا فَهَذِ هِ بِدْعَةُ الضَّالَةِ وَمَا اُحْدِثَ مِنَ الخَيرِ لاَيُخَالِفُ شَئاً مِن ذَلِكَ فَهَذِهِ بِدْعَةٌ غَيْرِمَذْمُومَةٌ.
Artinya.
Ciptaan-ciptaan baru itu ada dua macam.sesuatu yang bertentangan/menyalahi Al-Quran/Assunnah,Atsar/Ijma’,maka inilah bid’ah yang sesat.Sedang yang terdiri dari kebaikan,yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an/Assunnah/ijma’.Maka inilah bid’ah yang tidak tercela.

Soal : Kalau begitu bagaimana mengikuti faham Ahli Sunnah wal jamaah itu?
Jawab : Mengikutinya hukumnya wajib.



Dalam Almajalisus saniyah,halaman 88 disebutkan sbb :
وَقَالَ سَيِّدِى عبدالقدرالجيلاني قَدَّس الله سِرَّهُ فِى كِتَابِهِ الغُنْيَةِ : وَيُحِبُ عَلَى المُؤمِنِ اِتِّباعُ السُّنَّةِ والجَمَاعَةِ فَالسُّنَّةُ مَاسُنَّةُ رسول الله صلى الله عليه وسلم : وَالجَمَاعَةُ مَااِتَّفَقَ عليه اصْحَابُهُ رضي الله عنهم اَجْمَعِينَ في خلافَةِ الائِمَّةِ الاربعة الخُلَفَا ءِالرَّشِدِينَ المَهدِيِينَ رضى الله عنهم اجمعين.
Artinya :
Di dalam kitabnya “ ALGHUNIYAH “ Syekh Abdul qodir Aljailaniy berkata : Wajiblah atas orang mukmin,mengikuti Assunnah dan Aljamaah.Maka arti yang Assunnah yaitu sesuatu yang di contohkan oleh Rasulullah saw.Sedangkan Aljamaah,yaitu sesuatu yang sudah sepakat atasnya para sahabat ra seluruhnya,pada masa khilafah imam-imam empat,Khalifah lurus lagi terpimpin RADHIYALLAHUANHUM AJMA’IIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar